bawah judul

5 Hacks Menjadi Orang Tua yang Sabar Menghadapi Polah ‘Ajaib’ Anak. Praktikkan, Yuk!

Alasan jangan mengancam anak untuk nurut

Hayo kalau nggak nurut Mama, nanti disuntik Pak Dokter lho! Nurut makanya!


Familiar nggak sih kamu dengan kalimat tersebut? Entah sering kamu dengar saat kecil dulu atau sampai sekarang masih kamu gunakan biar anak lebih menurut. Kalimat-kalimat sejenis itu memang terdengar biasa aja. Tapi tahu kah kamu kalau sebenarnya kalimat itu termasuk ancaman untuk anak-anak? Iya, upaya untuk membuat anak-anak menurut dengan kalimat tersebut sudah termasuk tindakan mengancam secara verbal yang berdampak di perkembangan psikis mereka. Hal ini disampaikan oleh Amelia Paravoti, seorang mahasiswa magister profesi psikologi pada utas yang dia tulis di akun twitternya.

1. Melatih anak untuk patuh memang berat. Seringnya emosi orang tua malah kelepasan


Di dalam utasnya, Amelia Paravoti mengatakan bahwa menahan emosi saat melihat anak tidak patuh aturan memang berat atau bahkan saat melakukan kesalahan. Salah satu akibat dari emosi yang tak tertahan ini adalah mencari jalan pintas biar anak mau kembali on track. Jalan pintas tersebut ya dengan mengatakan kalimat-kalimat bernada menakuti sampai mengancam. Seperti kalau nggak mau nurut akan disuntik dokter atau kalau makan nggak habis ditakuti ayam peliharaan mati.

2. Saat meminta anak untuk nurut dengan ancaman, sebenarnya langsung terjadi sesuatu di otak mereka. Mari kita cari tahu di bawah ini


Otak anak terdiri dari dua bagian, upstair brain dan downstair brain. Downstair brain atau otak bawah terdiri dari sitem limbik, dan di sana terdapat amigdala yang menangkap facial expression dan body language. Di sana pula tempat berasalnya reaksi fight or flight. Itu lo semacam situasi yang mengharuskan kita memilih dua pilihan dengan cepat. Saat akan dikejar seekor anjing misalnya.

Nah kalau upstair brain atau otak bagian atas terdiri dari prefontal cortex yang berfungsi untuk executive function. Salah satunya adalah untuk regulasi emosi, berpikir dan lain-lain.

Biar lebih mudah mari kita ibaratkan otak sebagai sebuah rumah


Jika diibaratkan sebuah rumah, otak bagian bawah merupakan bagian untuk basic needs saja. Sedangkan otak atas untuk keperluan yang lebih rumit. Nah otak bagian bawah ini sebenarnya bisa berkembang sendiri. Bahkan sejak lahir pun otak bagian bawah sudah bisa berfungsi. Sedangkan otak bagian atas sebaliknya. Perlu berbagai usaha untuk mengembangkan fungsi-fungsinya.

Ketika anak mendapatkan kata-kata bernada ancaman, otak bawahlah yang kena untuk pertama kalinya



Kinerja otak itu berkebalikan. Kalau otak atas aktif, otak bawah istirahat. Begitu sebaliknya. Nah kata-kata bernada ancaman, apalagi disertai dengan tindakan kekerasan (mencubit, memukul dan sebagainya) membuat fungsi primitif otaklah yang mengambil alih. Dalam hal ini otak bawahlah yang berkerja paling aktif.

3. Akibatnya apa? Otak bagian atas akan ter-shut down dan nasihat apa pun yang diberikan akan sulit masuk


4. Jadi membuat anak biar nurut pada orang tua jelas bukan dengan cara mengancamnya. Masih ngeyel? Marah dan usahamu akan sia-sia jadinya



Sama seperti pepatah banyak jalan menuju Roma, mengancam atau menakut-nakuti anak bukan satu-satunya cara agar mereka bisa menuruti aturan orang tuanya. Kalau pun para mama papa tetap nekat dengan alasan agar anak lebih disiplin ya siap-siap saja kalau nggak akan berhasil pada akhirnya. Yang ada anak malah jadi takut pada orang tuanya sendiri.

5. Kalau ingin tumbuh jadi anak penurut, ada cara lain yang lebih mendidik dan nggak bikin mereka ketakutan. Ini dia!



Salah satu cara yang paling sederhana adalah duduk dan bicara baik-baik dengan si anak. Meski anak masih kecil tapi gestur duduk dan merangkul anak akan membuat mereka nyaman dan nggak takut. Menatap mata anak juga memberikan rasa aman pada mereka, sehingga apa yang mama dan papa jelaskan bisa lebih diperhatikan anak. Kalau pun anak malah balik marah, menangis bahkan tantrum, tunggu dulu sampai selesai. Sebab duduk dan bicara saat anak lagi “badai emosi” juga akan berakhir sia-sia.

Proses mendidik anak memang nano-nano rasanya. Apalagi kalau ini merupakan pengalaman pertamamu sebagai orang tua. Semoga tulisan ini bisa menjadi temanmu saat mendidik buah hati tercinta ya. Semoga juga kamu dan pasangan bisa menjadi orang tua yang mampu menahan emosi dan memperhatian ucapan serta cara penyampaiannya.

0 Response to " 5 Hacks Menjadi Orang Tua yang Sabar Menghadapi Polah ‘Ajaib’ Anak. Praktikkan, Yuk!"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel